Categories

Labels

>> Senin, 31 Oktober 2011

Produksi Perikanan Belum Merata

 
      Pemerintah mengklaim produksi perikanan budidaya 2010 meningkat 16,34 %.Tapi bagi sebagian praktisi dan pelaku usaha perikanan mempertanyakan kenaikan tersebut.
Ade Misbah dengan bangga menuturkan bisnisnya yang moncer pada 2010 lalu. Pengusaha budidaya KJA (Keramba Jaring Apung) di Waduk Cirata Jawa Barat itu menyebutkan ada kenaikan produksi ikan masnya. Hal ini didorong karena ada peningkatan permintaan komoditas tersebut , dari 100 – 150 ton per bulan pada 2009 menjadi 200 – 220 ton per bulan mulai April 2010. Kegembiraan Ade pun kian bertambah karena harga ikan mas pada 2010 juga sedang bagus yang berkisar Rp 12 – 14 ribu per kilogram.

      Kenaikan produksi juga dirasakanpembudidaya lele di Ciseeng, Bogor, Jaja Jamaludin. Ia mengatakan, produksinya untuk tahun ini naik karena konsumsi ikan berkumis itu juga tinggi. Kondisi itu mendorong lahirnya pemain-pemain baru sehingga mampu menggenjot produksi lele nasional. Tak heran jika capaian produksi lele nasional tahun ini mencapai 273.554 ton, melebihi target yang sebesar 270.600 ton. Harga lele juga naik menjadi Rp 10.500 – 11.000 per kilogram dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 9 ribu per kilogram.

       Ade dan Jaja adalah contoh sempurna untuk memperkuat laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang produksi perikanan budidaya yang naik 16,34 %. Yakni dari 4.708.565 ton pada 2009 menjadi 5.478.062 ton pada 2010. Meski kenaikan tersebut tidak sesuai dengan target produksi yang ditetapkan sebelumnya sebesar 5.736.200 ton.
Kedua pembudidaya ikan air tawar itu hanya secuil potret yang pembudidaya ikan yang meraup sukses pada 2010. Faktanya, masih banyak pembudidaya perikanan yang tak seberuntung kedua orang tersebut karena harus berjibaku dengan cuaca yang mengganas sepanjang 2010.

      Menyoroti soal kenaikan produksi perikanan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Thomas Darmawan menyatakan, produksi perikanan budidaya memang kelihatannya meningkat, tetapi itu untuk beberapa komoditas saja. Komoditas yang dimaksud Thomas antara lain ikan lele dan bandeng.
Ia menjelaskan, dari data KKP terlihat realisasi produksi bandeng terjadi peningkatan  23,7 %, dari 328.288 ton pada 2009 menjadi 483.948 ton di 2010. “Otomatis, proyeksi produksi bandeng sebesar 394.600 ton pun tercapai bahkan lebih,” ujarnya. Thomas menambahkan, naiknya produksi bandeng itu karena banyak petani garam yang mengalihfungsikan lahan kolam garam mereka menjadi kolam bandeng menyusul ketiadaan sinar matahari akibat cuaca ekstrem.

        Senada dengan Thomas, Direktur Pemasaran PT. Sinta Prima Feedmill, Anang Hermanta menilai, sebagian besar komoditas perikanan tidak mengalami peningkatan produksi. “Pertumbuhan perikanan budidaya baik tawar dan laut tidak merata, 2010 tidak sebaik 2009,” kata .

Perbedaan Data Produksi

       Soal produksi perikanan, Ketua Asosiasi Petani Rumput Laut Indonesia (Asperli) Arman Arfah berpendapat, pemerintah sebaiknya perlu mengkaji ulang nilai yang dikeluarkan untuk total produksi tahun kemarin. Sebab faktanya, tak ada komoditas perikanan yang tidak mengalami penurunan produksi gara-gara cuaca ekstrem selama 2010.
Rumput laut misalnya. Dari data Asperli, Arman menyebutkan terjadi penurunan produksi sebesar 7 – 10 % pada 2010 (rumput laut kering). Sedangkan catatan data sementara KKP, produksi rumput laut basah mengalami peningkatan dari 2.672.800 ton pada  2009 menjadi  3.082.113 ton di 2010.

0 komentar:

Posting Komentar

Lorem

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Perikanan
Hanya mahasiswi yang ingin selalu maju
Lihat profil lengkapku

Followers

  © Blogger template Snowy Winter by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP